Alian Butterfly Park
ALIAN - Konsep wisata edukasi berbasis penangkaran kupukupu dikembangkan di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Kebumen. Pembangunan kawasan yang diberi nama Alian Butterfly Park (AB-Park) ini, hendak mensinergikan antara konservasi keanekaragaman hayati (kehati) kupu-kupu, edukasi dan ekonomi.
Taman wisata edukasi yang digagas putra asli Kebumen, yakni dokter Bambang Gunawan SpOG itu, berdiri di atas lahan seluas 900 m2, tidak jauh dari objek wisata Pemandian Air Panas (PAP) Krakal.
Taman wisata itu dilengkapi dengan wahana taman kupu-kupu hidup, museum koleksi awetan kupukupu dari seluruh kepulauan Nusantara dan ruang audio visual pemutaran film dokumenter. Fasilitas tersebut masih didukung dengan kandang- kandang penangkaran, baik tertutup maupun terbuka yang dibangun di atas areal seluas 30.000 m2.
Pengelola Alian Butterfly Park Wahyu Karyono menjelaskan, di luar areal taman kupu-kupu itu juga dikembangkan pula areal-areal konservasi kupu-kupu, terutama untuk troides helena, jenis yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Pengembangan areal konservasi ini bekerja sama dengan masyarakat pemilik lahan.
Wisata Edukasi
“Alian Butterfly Park akan diluncurkan pada 11 Juni mendatang, tetapi baru akan dibuka untuk umum pada 1 Juli mendatang,” ujar Wahyu Karyono kepada Suara Merdeka, Rabu (3/6).
Dia menyampaikan konsep pembangunan taman kupu-kupu itu didasarkan pada realita, di beberapa wilayah di Kebumen ternyata menjadi tempat atau habitat berbagai jenis kupu-kupu. Dari hasil identifikasi, di Kebumen terdapat sekitar 175 jenis. Beberapa di antaranya merupakan jenis kupu-kupu dengan nilai keindahan tinggi, seperti troides helena, papilio memnon, dan losaria coon.
“Adapun yang baru bisa ditangkarkan sebanyak 14 jenis kupu-kupu. Yang jelas, setiap hari akan ada 200 kupukupu dari berbagai spesies,” ujar Wahyu menyebutkan, karena tempatnya nyaman kupu-kupu nanti akan datang dengan sendirinya.
Pendirian Alian Butterfly Park ini, diharapkan menjadi wahana wisata edukasi bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umun di Kebumen dan Jawa Tengah. Pengunjung bisa mempelajari jenis kupu-kupu dan bagaimana proses metamorfosis kepompong menjadi kupukupu.
“Taman kupu-kupu ini diharapkan menjadi kekuatan ekonomi lokal yang mampu mensinergikan tujuan ekonomi, sosial dan konservasi alam,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Djoenedi Fatchurahman sangat mengapresiasi pembangunan Alian Butterfly Park ini oleh dokter Bambang Gunawan SpOG. Menurut Djoenedi, konservasi kehati kupu-kupu dikemas sebagai wahana edukasi dan wisata, pada gilirannya memberikan manfaat ekonomis. Apalagi sektor pariwisata diyakini sebagai sektor dengan multiplier effect yang tinggi. (Supriyanto-32/ Suaramerdeka.com /LintasKebumen/WisataKabupatenKebumen)
0 comments:
Post a Comment